Marcus Fernaldi Gideon telah memutuskan pensiun sebagai pebulutangkis profesional. Apa PBSI, sebagai induk federasi bulutangkis Indonesia, bakal memberikan acara perpisahan?
Pada 9 Maret lalu Marcus mengumumkan pensiun sebagai pebulutangkis, setelah nyaris selama tiga bulan tak mengikuti turnamen-turnamen internasional tahun 2024. Padahal musim-musim sebelumnya Marcus merupakan raja turnamen super series bersama rekannya, Kevin Sanjaya Sukamuljo.
PBSI, melalui Kabid Binpres Ricky Soebagdja, telah mengetahui keputusan Marcus Fernaldi Gideon tersebut walaupun belum bertemu secara langsung dengan si atlet.
Baca juga: Marcus Fernaldi Gideon Gantung Raket |
Kebetulan saat Marcus Gideon memberikan surat mundur dari Pelatnas kepada PBSI, Ricky tengah berada di Eropa untuk mendampingi atlet-atlet Merah Putih bertanding di turnamen-turnamen bulutangkis French Open dan All England.
“Kemarin sebelum berangkat (ke Eropa) itu, saya (memang) akan panggil (Marcus/Kevin) untuk bertemu. Nah, saat di sana ternyata ada surat pengunduran diri. Ini yang belum saya tanya lagi, tapi suratnya katanya sudah,” kata Ricky saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Rabu (27/3/2024).
Baca juga: Pensiun, Marcus Gideon Tidak Menyesal Belum Juara Dunia dan Olimpiade |
“Tapi nanti tetap-lah saya mau ketemu mereka (Kevin/Marcus), saya tanya kondisinya seperti apa. Dan memang rencana saya pulang dari Eropa mau manggil mereka berdua, karena secara SK kan (masuk) Pelatnas, tapi tak pernah latihan.”
Terlepas dari rencana pertemuan tersebut, Ricky menyebut PBSI tetap mengapresiasi prestasi-prestasi yang sudah ditorehkan Marcus Gideon selama ini. Marcus bersama Kevin sukses menjadi juara All England pada 2017 dan 2018. Mereka juga sempat menduduki ganda putra nomor satu dunia selama lima tahun, Maret 2017-Mei 2023.
Baca juga: Marcus Gideon Pensiun, Tegaskan ‘Sudah Keputusan Paling Baik’ |
Lantas apakah Marcus akan dibuatkan acara khusus? Apalagi pebulutangkis lain yang telah pensiun sebelumnya juga dibuatkan acara khusus, yaitu Liliyana Natsir dan Greysia Polii.
“Kami sih berharap ada-lah. Istilahnya atlet berprestasi masa begitu saja ditinggalkan. Seharusnya sih ada, dalam bentuk apa acaranya, sehingga melepasnya baik-baik,” tutur Ricky.
“Kalau enggak, enggak ada yang mau jadi atlet badminton. Sudah prestasi begini, apalagi yang enggak.”
(mcy/krs)