Marcus Fernaldi Gideon punya klub badminton yang usianya masih cukup muda. Meski masih kecil, ambisi besar nan tinggi dicanangkan.
Klub itu bernama Indihome Gideon Badminton Academy. Klub itu dibangun Marcus dan ayahnya, Kurniahu Gideon, pada 2021. Usianya belum genap tiga tahun per Agustus 2023.
Di ajang BNI Sirnas A Banten 2023 lalu, pemain-pemain IGBA mampu bersaing. Ditonton langsung Koh Kur, sapaan Kurniahu, capaian terbaiknya bisa menjejak babak delapan besar di salah satu nomor yang dipertandingkan.
Koh Kur bercerita di sela-sela BNI Sirnas A Banten 2023 soal klub IGBA. Ia mengaku awalnya cuma iseng-iseng.
“Kami kasih namanya Indihome Gideon Badminton Academy. Kami berdiri 2021, 1 Oktober. Kami masih disponsori, termasuk oleh (Marcus) Gideon juga, atletnya. Karena kami masih butuh banyak biaya ya, kalau sendiri berat,” katanya sambil tertawa, kepada detikSport
“Jadi setelah saya pensiun dari klub Tangkas, saya pikir ada tanah nih di Cibubur. Apa saya bangun lapangan, boleh juga kayaknya, buat klub kecil-kecilan. Kemudian saya bilang ke Gideon, anak saya, ‘mau bangun gak?”
“Kalau mau bangun, untuk klub kecil-kecilan saja, supaya nanti bisa subsidi ke pelatnas. Kalau gak bisa, kan kita tetap bantu mengorbitkan pemain supaya bisa ke pelatnas. Akhirnya dia mau, dia ketemu sana-sini, cari sponsor, akhirnya sekarang jadi besar sedikit. Mulai bikin audisi pertama, cari pemain, ya begitulah,” katanya.
Baca juga: BNI Sirnas B Bali 2023: Begini Latihan Pemain Gideon Badminton Academy |
IGBA, menurut Koh Kur, menargetkan mengirim pemain ke pelatnas PBSI dalam usia empat tahun berdiri. Ia ingin kesuksesannya memoles banyak pemain di klub sebelumnya, terjadi di klub miliknya sendiri.
“Ya, umur kita sekarang masih 2,5 tahunan, belum tiga tahun. Cita-cita saya sih empat tahun bisa kirim subsidi ke tim nasional. Kalau gak bisa dua, ya satu. Kalau bisa ya dua,” ungkapnya.
“Seperti saya dulu di klub Tangkas, kan dulu banyak subsidi ke tim nasional. Ada Rexy, Nova, Ardiansyah, Christian Hadinata, termasuk Simon Santoso, yang kini sudah melatih di Jaya Raya, terus ada Jonatan Christie, kita banyak subsidi buat nasional. Termasuk anak saya sendiri, Marcus Fernaldi Gideon.”
“Ketimbang saya menganggur, mending saya kerja buat Indonesia, supaya generasi bulutangkis ada terus. Biar pun subsidinya kecil, mungkin cuma satu atlet, tapi kan kami berusaha ngasih,” ujarnya.
Marcus Gideon jelas menjadi ikon dari IGBA. Bersama Kevin Sanjaya, Sinyo, sapaan akrab Marcus, bisa memenangi banyak gelar dan memuncaki ranking dunia.
Baca juga: Ranking BWF: The Daddies Merosot, The Babies Naik Satu Level |
“Saya harapkan bisa menciptakan pemain seperti Fajar Alfian, Marcus, Kevin. Kalau bisa lagi ya kaya Jonatan Christie. Kalau bisa lagi ya seperti Axelsen, kalau ada bibitnya. Saya kira ambisi saya ada di situ juga, tapi kan semua tergantung bahannya, tergantung kualitas atletnya,” ungkapnya.
“Sekarang atlet kami bisa dibilang masih ‘sisaan’ dari klub-klub besar. Kami klub kecil, baru mulai. Saya kira kalau bisa subsidi satu, buat nasional, cukup bagus lah,”
“Ya sejauh ini saya sudah bersyukur banget. Kami bisa sampai delapan besar Sirnas A, Sirnas B. Pernah kami di Sirnas B juara satu usia dininya, di double juara tiga. Kami bersyukur, klub yang baru berdiri ini ada yang sudah juara artinya luar biasa. Ya targetnya empat tahun kami bisa kirim pemain ke pelatnas. Itu artinya ada sistem yang berjalan, hitung-hitung menambah persaingan lah,” harapnya.