Peningkatan tersebut terjadi karena adanya peningkatan ekspor migas sebesar 8,30 persen dan peningkatan ekspor nonmigas sebesar 12,49 persen
Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Januari 2021 mengalami kenaikan 12,24 persen menjadi 15,30 miliar dolar AS jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 yang angkanya 13,63 miliar dolar AS.
“Peningkatan tersebut terjadi karena adanya peningkatan ekspor migas sebesar 8,30 persen dan peningkatan ekspor nonmigas sebesar 12,49 persen,” kata Kepala BPS Suhariyanto saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin.
Kendati demikian, nilai ekspor pada Januari 2021 turun 7,48 persen menjadi 15,30 miliar dolar AS jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada Desember 2020 sebesar 16,5 miliar dolar AS.
Sementara ekspor menurut sektor pada Januari 2021 jika dibandingkan Januari 2019, seluruhnya mengalami kenaikan, yakni sektor migas naik 8,30 persen, pertanian naik 13,91 persen, industri pengolahan 11,72 persen, serta pertambangan dan lainnya sebesar 16,92 persen.
Dalam hal ini, sektor industri pengolahan tetap menjadi kontributor terbesar penyumbang ekspor yang mencapai 78,36 persen. Produk dari sektor industri pengolahan yang mengalami kenaikan yaitu crude palm oil (CPO), besi baja, kimia dasar organik, televisi dan perlengkapan televisi.
Namun, jika dibandingkan Desember 2020, ekspor seluruh sektor di awal 2021 mengalami penurunan yakni, ekspor migas turun 13,24 persen, pertanian turun 22,19 persen, industri pengolahan turun 7,15 persen dan pertambangan lainnya turun 3,81 persen.
“Kalau kita lihat siklus-siklus di tahun sebelumnya, selalu terjadi penurunan di bulan Januari dari Desember. Karena, di Desember banyak sekali kegiatan, tapi di awal Januari, tahunnya baru bergeliat,” ujar Suhariyanto.
Baca juga: Menteri PPN nilai investasi dan ekspor kunci pemulihan ekonomi 2022
Baca juga: Kemendag dukung UKM berorientasi ekspor berjaya di pasar global
Baca juga: Potensi ekspornya besar, Wamendag ajak kembangkan game online